Bukan Minal Aidin Wal Faizin

Bukan Minal Aidin Wal Faizin

Ucapan minal aidin wal faidzin, tentunya sahabat Karya Kisah sering mendengarnya pada saat Idul fitri, yang tidak diragukan telah memeriahkan suasananya disetiap tahunnya. Tetapi apakah kita tahu darimana asal mula kata itu?
Apakah kita sudah mengucapkannya dengan ilmu dan benar?, atau mungkin kita hanya sekedar ikut-ikutan saja?. Pertanyaan inilah yang akan kita bahas kebenarannya bersama-sama di hari raya idul fitri yang luar biasa ini.

Marilah kita lihat dengan seksama, dari manakah kata ini bermula?. Dan mari kita telaah bersama juga beberapa riwayat yang telah menyinggung tentang tata cara ucapan selamat di hari raya yang benar dan tepat.

Jubair bin Nufair pernah berkata:
"Para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu minnaa wa minka (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)". (Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari [2/446], dalam 'Al Mahamiliyat' dengan Isnad yang Hasan).

Muhammad bin Ziyad pun pernah berkata:
"Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka bila kembali dari shalat Ied berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain : 'Taqabbalallahu minnaa wa minka (minkum)" (Ibnu Qudamah dalam "Al-Mughni" (2/259)

Dan Imam Ahmad pun mengatakan bahwa ini adalah "Isnad hadits Abu Umamah yang Jayyid/Baik". Lalu beliau juga menambahkan:

"Aku tidak pernah memulai mengucapkan selamat kepada seorangpun, namun bila ada orang yang mendahuluiku mengucapkannya maka aku pun menjawabnya. Yang demikian itu karena menjawab ucapan selamat bukanlah sunnah yang diperintahkan dan tidak pula dilarang. Barangsiapa mengerjakannya maka baginya ada contoh dan siapa yang meninggalkannya baginya juga ada contoh, wallahu a'lam." [Al Jauharun Naqi 3/320. Suyuthi dalam 'Al-Hawi: (1/81) : Isnadnya hasan]

Kalau begitu, kenapa kita malah mengucapkan Minal Aidin Walfaizin?
Memang tidak dapat dipungkiri pada perkembangannya, berjuta-juta masyarakat Indonesia maupun pada media-media informasi seperti Televisi dan Internet sering kita mendengar ucapan ini yang digandengkan dengan kata "Mohon maaf dan lahir batin". Kurang lebih diucapkan seperti kalimat berikut ini:

"Minal Aidin Wal Faizin - Mohon Maaf Lahir dan Batin", sehingga lahirlah kesan bahwa "Minal Aidin Wal Faizin" itu memiliki arti "Mohon Maaf Lahir dan Batin".

Tetapi apakah memang benar seperti itu maknanya?

Jika dua frase kata itu diartikan secara umum atau menyeluruh, maka arti dalam bahasa indonesiannya yang benar adalah:

"Termasuk dari orang orang yang kembali sebagai orang yang menang - Mohon maaf lahir dan Batin".

Bukankah itu terlihat seperti sebuah kalimat yang tidak utuh?. Karena dengan demikian, artinya pun menjadi tidak jelas?.

Dikatakan Do'a tapi bukan (karena tidak lengkap), dan dikatakan salam juga bukan. Coba kita perhatikan penerjemahannya kalimat "Minal Aidin Wal Faizin" dalam bahasa Arab berikut ini:

Min, artinya "Termasuk"
Al-aidin, artinya "Orang-orang yang kembali"
Wa, artinya "Dan"
Al-faizin, artinya "Menang"

Jadi makna atau arti "Minal Aidin Wal Faizin" jika dipaksakan kedalam kaidah bahasa Arab - Indonesia yang benar adalah "Termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan di bulan ramadhan) sebagai orang yang menang".

Artinya pun  juga menjadi mengambang bukan?
Berikut akan saya jelaskan solusi dari kurangnya pemahaman bahasa diatas, dan saya harapkan semoga menambah khasanah ilmu kita. Agar nantinya juga, jangan sampai kita tidak tahu artinya ketika adik-adik atau ada teman kita yang bertanya.

Yang saya tahu dalam keseharian orang Arab, salam yang mereka ucapkan dihari raya adalah "Kullu aam wa antum bikhair"  yang artinya adalah "Semoga kebaikan menyertaimu sepanjang tahun" atau sesekali terdengar dengan kalimat "Taqabbalallahu minna waminkum".

Dan kalimat "Taqabbalallahu minna waminkum" adalah kalimat terbaik yang telah  dicontohkan oleh para sahabat Rasulullah saw. Dan kemudian ucapan ini oleh para sahabat pun ditambahkan dengan kata-kata "Shiyamana wa Shiyamakum", yang artinya "puasaku dan puasamu", sehingga kalimat lengkapnya menjadi: "Taqabbalallahuminna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum".

Untuk kalimat "minal aidin wal faizin" , semoga tidak termasuk kedalam bid'ah. Karena niat saling mendo'akan kepada sesama muslim saudara seiman dengan mengucapkan kata tersebut yang dimasudkan untuk sebuah doa dan ucapan selamat maka tiadalah sebuah keharaman, Insya Allah.

Namun walaupun begitu, sudah sepatutnya sebagai seorang muslim yang terpelajar, kita mengucapkan dan bertindak atas segala sesuatu itu dengan ilmunya. Supaya nanti ketika ucapan atau tindakan kita ditiru oleh orang lain akan menjadi sebuah kebaikan, dan bukan sesuatu yang tidak ada contohnya atau mempunyai arti yang mengambang.

Tetapi, apabila lidah kita sudah terbiasa mengucapkan kalimat itu atau ingin tetap mengucapkan "Minal Aidin wal Faizin", maka bisa kita serasikan kalimatnya menjadi lebih baik:

"Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu minal aidin wal faizin"

Yang Artinya: "Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang."

Ja’alanallaahu artinya  "Semoga Allah menjadikan kita", kita jadikan sebagai pelengkap supaya arti Minal aidin wal faizin tidak mengambang lagi.

Dan sekedar untuk tambahan:
Apabila kita ingin mengucapkan "mohon maaf lahir dan batin" dalam bahasa Arab yang benar maka salah satunya adalah "Asalukal afwan zahiran wa bathinan".

Jadi bukan lagi "Minal Aidin wal Faizin", karena kalimat ini bukanlah berarti sebuah permintaan maaf. Mungkin sebuah do'a yang belum lengkap.

Demikianlah postingan kali ini, dan mohon koreksinya jika dari penjelasan saya ada yang salah. Dan juga mari kita memohon kepada Dzat Allah SWT Aza wajala,

Baca Juga: Apakah Tuhan itu ada?

"Semoga kita dianugerahi waktu untuk menjalani dan menikmati Ramadhan di tahun-tahun berikutnya dengan rizki dan kebarokahannya". Aamin Ya Allah.

Demikianlah pembahasan tentang kesalahan atau kekeliruan ketika mengucapkan Minal Aidin Wal Faizin, semoga dapat memberi pencerahan dan manfaat bagi kita semua.

No comments:

Post a Comment