Sebuah Kebaikan yang Indah dan Balas Budi

Sebuah Kebaikan dan Balas Budi

Mengulas tentang sebuah kebaikan yang indah dan diikuti sebuah kebaikan didalam balas budi. Kisah ini menyeritakan kebaikan sepasang suami istri pemilik rumah makan kepada seorang pelajar. Dan suatu hari kebaikan itu membuahkan balas budi yang indah. Langsung saja kita simak ceritanya bersama-sama.

Alkisah pada suatu hari, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya adalah seorang mahasiswa, dia berjalan mondar-mandir di depan sebuah rumah makan di kota metropolitan.

Ternyata dia menunggu sampai tamu di rumah makan itu agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia pun masuk ke dalam rumah makan itu.

"Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih", dengan kepala menunduk dan sedikit malu pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan itu. Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih tanpa memesan sayur atau lauk pauk.

Lalu mereka pun menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya. Saat pemuda ini menerima nasi putih dan membayar ia berkata dengan pelan: "Dapatkah Bapak menyiram sedikit kuah sayur di atas nasi saya?"

Istri pemilik restoran pun berkata sambil tersenyum: "Silahkan nak, ambil kuah sayur mana saja yang engkau suka, tidak perlu bayar!"

Pemuda ini berpikir : "Di rumah makan ini, kuah sayur  ternyata gratis" Lalu ia memesan semangkuk lagi nasi putih.

"Semangkuk tidak cukup ya anak muda?, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya" Dengan tersenyum ramah Bapak pemilik restoran berkata kepada pemuda ini

"Bukan Pak, ini untuk saya bawa pulang, besok saya akan membawanya ke sekolah sebagai bekal makan siang saya" Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik restoran pun berpikir bahwa pemuda ini pastinya dari keluarga miskin diluar kota, demi menuntut ilmu datang ke kota untuk menempuh pendidikannya, mencari uang sendiri untuk sekolah, dan kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti ia alami.

Pemilik restoran kemudian menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut.  Sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja. Dan memberikan kepada pemuda ini.

Melihat perbuatannya, istrinya pun paham jika suaminya itu sedang membantu pemuda ini, hanya saja dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur harus disembunyikan di bawah nasi.

Sesaat itu suaminya kemudian membisik kepadanya: "Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk di atas nasinya dia tentu saja akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, dan harga dirinya tentu akan tersinggung dan lain kali mungkin dia tidak akan datang lagi kesini.

Dan jika dia ke tempat lain dan hanya membeli semangkuk nasi putih, dari mana ada gizi baginya untuk bersekolah."

"Engkau sungguh baik hati suamiku, sudah menolong orang dan juga masih menjaga harga dirinya", sahut sang istri kepada suaminya.

"Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku?" sambut suaminya dengan senyuman yang hangat. Sepasang suami istri muda ini merasa sangat gembira bisa membantu orang lain.

"Terima kasih, saya sudah selesai makan"  Pemuda ini pun pamit kepada mereka. Ketika dia sudah mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada suami-istri itu.

"Besok singgah lagi ya, engkau harus tetap bersemangat ya nak!" kata pemilik restoran sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini, besok jangan segan-segan datang lagi.

Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka. Sama seperti biasanya, setiap hari hanya memesan semangkuk nasi putih dengan kuah dan membawa pulang sebungkus lagi untuk bekal keesokan harinya untuk sekolah.

Sudah pasti nasi yang dibawa pulang pemuda setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat sekolah.

Setelah tamat dari sekolah, selama kurang lebih 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi di rumah makan tersebut karena sudah bekerja di kota lain.

Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka haruslah digusur karena lahan yang dimilikinya adalah milik pemerintah. Suami istri ini tiba-tiba kehilangan mata pencarian.

Dan mengingat anak mereka yang disekolahkan di luar negeri yang perlu biaya yang cukup besar setiap bulannya, membuat suami istri ini berpelukan dan menangis dengan panik.

Kemudian pada suatu hari, bertamu seorang pemuda kerumahnya yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor yang bagus. "Apa kabar Bapak? Saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan.

Saya diperintahkan oleh direktur saya untuk mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami. Dan perusahaan kami telah menyediakan semuanya. Kalian hanya perlu membawa koki dan "keahlian" kalian kesana, keuntungannya akan dibagi dua dengan perusahaan."

"Jika boleh tahu siapakah direktur diperusahaan Anda?, dan mengapa ia begitu baik terhadap kami?, saya tidak pernah mengenal seorang yang begitu mulia" , sepasang suami istri ini berkata dengan terheran-heran.

"Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu. Yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya" sahut orang itu.

Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul. Setelah bersusah payah selama kurang lebih 15 tahun akhirnya pemuda ini berhasil dan sukses membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang dia menjadi seorang direktur untuk kerajaan bisnisnya itu.

Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini. Jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.

Setelah berbincang-bincang, suami-istri ini pun pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam lalu ia berkata kepada mereka:

"Tetap bersemangat ya Bapak dan Ibu! Di kemudian hari perusahaan ini akan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok". (Selesai)

Dari cerita diatas kita bisa mengambil beberapa hikmah yang berharga, jika kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam kehidupan manusia adalah suatu perbuatan indah dan yang paling mengharukan. Bisa jadi salah satu kebaikan yang pernah Anda tunjukkan akan bermanfaat di kemudian hari. Jangan berhenti untuk berbuat baik terhadap sesama.
Demikianlah kisah kebaikan yang tulus yang berbuah balas budi yang indah, semoga kisah ini memberi hikmah kepada kita semua.

2 comments:

  1. Wah,,sangat mengharukan sekali gan. Ini persis dengan cerita saya sewaktu sekolah yang dibantu oleh seorang Ibu. Ibu tersebut adalah pemilik restoran dan rumah makan di kota tempat saya bersekolah, dan saya diizinkan untuk bkerja dan tinggal dsana wlaupun hanya bkerja bbrapa jm saja berhbungn saya lebih byk mnghbiskan wktu dsekolah. saya sngat bersyukur sekali karena tanpa ibu itu mngkin saya tidak akan bs bersekolah. berhbungn saya hnya tinggl sendri tanpa tempat tinggal dan tanpa siapa-siapa, sedangkan ibu sy dikmpug tidk snggp utk sklhkn sy dan Ahlhamdulillh skr saya sdh bisa kuliah dgn beasiswa yg saya dapat. Terima kasih atas ceritanya gan..memotivasi sekali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama gan, semoga ilmunya barokah dan bermanfaat, dan juga menjadi orang yang sukses, salam kenal ya gan :)

      Delete